Senin, 05 April 2010

Lomba Debat AMM Kota Jogja




Pada haru Ahad yang lalu 4 April 2010. AMM Kota Jogja menyelenggarakan Debat Kader. Saya mengikuti lomba tersebut mewakili dari AMM Kauman / PCPM Gondomanan bersama Lifthya Akmala dan Azka Ramadhan.

Ada yang aneh dalam lomba debat itu. Karena sebelumnya peserta ganti-ganti! Pada awalnya yang ikut adalah Saya, Azka dan Prama. Namun karena ada acara di Sekolahnya maka kemudian Prama mengunurkan diri dan Kemudian digantikan oleh Manti.

Tetapi Manti pun juga menyatakan tida bisa karena sesuatu hal. Kemudian diganti oleh
Lifthya Akmala atau Iffah. Debat yang katanya dimulai pukul 08.00 itu molor hampir 2 jam. karena baru bertemu 3 orang itu (Aku, Iffah dan Azka) maka kami kami pun saling berdiskusi untuk mengatur strategi.

Seperti soal fatwa rokok, poligami, bunga bank, dll. Kemudian debat dimulai dan kami pun menjawab pertanyaan-pertanyaan dari moderator dan juri. Tentang isu bom bunuh diri, libur hari jum'at,SDIT, dll. Ada yang menarik ketika kami mendapatkan pertanyaan tentang "cara pembuatan sim dengan nembak".

kami menjawab bahwa itu tetap tidak bisa dilakukan karena suap, dan suap juga termasuk haram. Harus ada solusi untuk memecahkan masalah itu. karena hal itu telah mendarah daging dan sudah dianggap biasa baik oleh masyarakat maupun oleh Polisi. Budaya instan yang "serba ingin serba cepat" tanpa melalui proses adalah salah satu penyebabnya.

Tetapi anehnya kami bertiga (aku, Iffah dan Azka) membuat SIM itu "ternyata juga melalui nembak". hehe :p

Alhamdulillah kami lolos ke babak final disitu kami di serang tentang pertanyaan. mengapa banyak sekolah Muhammadiyah berganti dengan SDIT. Sebenarya jika kita mengabungkan konsep SDIT dengan Muhammadiyah yang sudah baik maka akan terjadi sekolah yang luar biasa. tetapi tidak merubah Ideologi Muhammadiyah. Karena sampai kapanpun Ideologi Muhammadiyah adalah harga mati !

Sebenarnya KHA Dahlan dulu juga meniru konsep pendidikan Belanda yang notabene adalah "kafir". Dulu sekolah-sekolah Islam dan juga pondok pesantren Islam semuanya masih mnenggunakan cara konvensionala sekali. Mereka sekolah hanya lesehan, tanpa seragam, tanpa menggunakan meja, kursi, papan tulis dan menggunakan sarung.

KHA Dahlan mendobrak cara-cara konvensional itu dengan cara merombak, merevolusi, menginovasi itu dengan meniru cara Belanda. Sekolah Muhammadiyah menggunakan seragam, meja, kursi, papan tulis, boleh menggunakan celana panjang. TETAPI IDEOLOGI TETAP MENGGUNAKAN MUHAMMADIYAH.

jadi jika kita mengadopsi cara SDIT tetapi Ideologi tetap menggunakan Muhammadiyah, dan juga segmentasi akan lebih luas kenapa tidak ?


Oh ya, semoga kami menang dalam lomba debat AMM Kota Jogja. Amien

Tidak ada komentar: