Sabtu, 17 November 2012

1 Abad Muhammadiyah Mencerahkan Bangsa

Muhammadiyah pada tangggal 18 November 2012 tepat berusia 100 tahun atau 1 abad. Muhammadiyah didirikan oleh KHA Dahlan di Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H / 18 November 1912 M. Jika dihitung pada hitungan Hijriyah maka usia Muhammadiyah sudah 103, jika dihitung dengan Miladiyah usia Muhammadiyah 1 abad.

Muhammadiyah bisa dibilang satu-satunya organisasi yang merayakan milad 1 abad di Indonesia. Organisasi yang lebih dahulu ada dan dulu berkembang pesat seperti Budi Utomo atau Syarikat Islam saat ini sudah sulit dilacak atau bahkan bisa dibilang tidak ada. Padahal kedua organisasi itu dulu pernah mengalami masa kejayaan dan berkembang diseluruh Indonesia. KHA Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah telah bermanfaat umat, bukan untuk umat Islam saja tapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Betapa banyak amal usaha Muhammadiyah yang telah ada di Indonesia yang telah dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh masarakat. Tercatat saat ini ada ribuan amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dll. Data per 2011 tercatat PAUD, TK, TPA 4.623, SD/Madrasah Ibadaiyah 2.604, SMP/Madrasah Tsanawiyah 1.772, SMA, SMK/Madrasah Aliyah 1.143, Pesantren 67, Universitas, Akademi, Politeknik 172, Rumah Sakit, Klinik, Poliklinik, dll 457, Panti, dll. 318, Rumah Jompo 54, Pusat Rehabilitasi Cacat 82, SLB 71, Mushalla, Surau, dll. 5.080.

Begitu luar biasa amal usaha Muhammadiyah. Semakin lama semakin bertambah dan terus mengalami peningkatan. Saat ini tidak ada ormas di dunia ini yang memiliki amal usaha sebesar dan sebanyak Muhammadiyah. Semangat KHA Dahlan terus tumbuh dalam diri kader Muhammadiyah. Membawa misi untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Amal usaha Muhammadiyah tidak hanya bermanfaat untuk umat Islam saja tapi juga untuk seluruh masyarakat Muhammadiyah.

Sebagaimana dalam buku Kristen Muhamamdiyah karya Dr. Abdul Mukti, murid dan mahasiswa di Sekolah dan juga Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia Timur justru mayoritas adalah non muslim. Mereka tidak sekolah di sekolah Negeri atau sekolah non muslim, tetapi justru memilih di sekolah Muhammadiyah karena mutu dan kualitas pendidikan Muhammadiyah yang sangat bagus. Mereka itu sekolah dan kuliah di Muhammadiyah tetapi tetap mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan agama mereka. Jadi Muhammadiyah memang sangat toleran dan rahmatan lil alamin.

 Banyak juga masyarakat disana yang memilih memeriksakan kesehatannya di Rumah Sakit Muhammadiyah karena kualitas dan pelayanannya. Muhammadiyah setiap tahun selalu mengalami perkembangan dan kemajuan baik dari kader Muhamamdiyah maupun dari amal usaha. Tercatat saat ini Muhammadiyah juga mengembangkan sayapnya dengan membentuk PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) di Malaysia, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Mesir, Arab Saudi, Libya. Bahkan Perguaruan Tapak Suci (Pencak Silat Muhammadiyah) sangat dikenal dan berkembang dengan baik di Eropa terutama di Belanda, Inggris, Belgia, Prancis, dll.

Prestasi Muhammadiyah dalam mencerahkan bangsa sudah tidak diragukan lagi. Berbagai amal usaha dibidang sosial seperti panti asuhan, panti jompo, rumah singgah juga terus dikembangkan dengan filosofi semangat Al-Maun yang telah tertanam dalam diri kader Muhammadiyah. Muhammadiyah juga telah mencetak kader yang kualitas dan bermanfaat untuk negeri ini. Seperti Boediono Wakil Presiden RI alumni SD Muhammadiyah Blitar, Jenderal Soedirman, Soekarno, serta para tokoh bangsa yang tidak bisa dihitung jumlahnya.

Muhammadiyah juga terus melakukan inovasi dengan sesuai dengan perkembangan jaman seperti membuat mobil "Sang Surya" karya Muhammadiyah 2 Borobudur Jawa Tengah dan mobil listrik karya mobil Suryawangsa karya siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang. ini hanya beberapa contoh kecil prestasi Muhammadiyah.

Sang Surya 1 Abad sudah menyinari negeri ini. Tak kenal lelah untuk mencerahkan dan memberikan yang terbaik untuk negeri ini. Semoga Muhammadiyah terus bersinar dan selalu mencerahkan bangsa.

Janganlah Kamu berteriak-teriak
Sanggup membela Agama

Meskipun harus menyumbangkan jiwamu sekalipun
Jiwamu tak usah kau tawarkan

Kalau Allah menghendakinya
Entah dengan sakit Atau tidak
Tentu akan mati sendiri

Tapi beranikah Kamu menawarkan Harta bendamu untuk kepentingan Agama?

(KH Ahmad DAHLAN)



Tulisan ini saya persembahkan untuk Milad 1 Abad Muhammadiyah 

@Aunurrofiqf 



juga saya tulis di Kompasiana